Share with on:

Ingin Meningkatkan Well-Being? Yuk, Mulai dari Sini!

vector dot 1
Ingin Meningkatkan Well Being  Yuk Mulai dari Sini

Sebenarnya, well-being adalah konsep kondisi seorang individu yang luas, tidak hanya memiliki satu definisi saja. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), ada beberapa kesepakatan umum untuk menggambarkan well-being, seperti adanya emosi dan mood yang positif, ketiadaan emosi negatif seperti kecemasan dan depresi, perasaan puas akan kehidupan, dan dapat memenuhi fungsi/peran secara positif. Beberapa peneliti berusaha untuk mengidentifikasi aspek-aspek khusus dari well-being, seperti:

  • Physical well-being: salah satunya ditandai dengan kondisi fisik yang sehat
  • Economic well-being: salah satunya ditandai dengan kondisi finansial yang stabil
  • Social well-being: salah satunya ditandai dengan relasi positif dengan orang lain (Keyes, 2002).
  • Development and activity: salah satunya ditandai dengan keinginan dan upaya untuk mengembangkan diri
  • Emotional well-being: salah satunya ditandai dengan munculnya emosi positif sesuai konteks dan memiliki semangat hidup (Keyes, 2002).
  • Psychological well-being: dapat dilihat dari enam dimensi, yaitu penerimaan diri, relasi positif dengan orang lain, otonomi, environmental mastery, tujuan hidup, dan personal growth (Ryff & Keyes, 1995).
  • Life satisfaction: salah satunya ditandai dengan perasaan puas akan hidup secara menyeluruh
  • Domain specific satisfaction: salah satunya ditandai dengan adanya kepuasan pada aspek yang dirasa penting dalam kehidupan 
  • Engaging activities and work: salah satunya ditandai dengan dapat melakukan kegiatan dan pekerjaan yang penting untuk kehidupan

Konsultasi dengan psikolog sekarang

Mengingat luasnya konsep ini, mungkin membuat kita menjadi bingung: mulai dari mana ya untuk meningkatkan well-being? Jawabannya adalah mulai dari mana saja bisa, selama proses tersebut betul-betul dijalani – cari yang termudah untuk dilakukan lebih dulu dalam kondisi sekarang. Di bawah ini, beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk membuat upaya tersebut lebih terarah untuk dijalani.

  • Cek Aspek Well-being

Coba evaluasi aspek-aspek well-being yang telah disebutkan di atas, apakah ada yang sudah terpenuhi atau belum. Pada dasarnya well-being juga bersifat kontinum dan dinamis. Jadi, kita bisa cari kondisi umum yang terjadi. Menggunakan skala 1-10 untuk menilai, juga bisa memudahkan kita untuk membandingkan. Tentukan, aspek mana yang ingin jadi prioritas dalam waktu dekat. Ada baiknya dibuat lebih spesifik supaya kita bisa mengukur progresnya. Kamu juga bisa mengukur aspek well-being mu  dengan melakukan test tingkat well-being (Flourishing Scale dari Diener, et al, 2010)

  • Evaluasi Rutinitas

Sekarang cobalah untuk melihat kembali kegiatan sehari-harimu, mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi. Beri tanda kegiatan yang mendukung peningkatan well-being atau sebaliknya. Nah, untuk kegiatan yang mendukung, teruskan dan jika memungkinkan frekuensi-durasi-intensitasnya ditingkatkan. Sebaliknya, ketika ada kegiatan atau aktivitas yang itu melemahkan well-being, sebisa mungkin cobalah untuk dikurangi.

  • Catat dan Tuliskan

Lakukan journaling atau pencatatan dari upaya yang sedang dijalankan. Hal ini akan membantu kita melihat faktor yang menghambat upaya kita dan menemukan solusinya.

  • Bersyukur

Sekecil apapun, progres adalah progres. Hargailah usaha kamu dan jadikan itu sebagai motivasi untuk melanjutkan langkah ke depannya.

  • Jadikan Kebiasaan

Berbagai upaya meningkatkan well-being dari aspek manapun membutuhkan pengulangan. Jika satu kali dicoba, namun belum berhasil memunculkan perubahan, jangan menyerah, coba lagi atau cari alternatif lain. Untuk menjaga well-being, kita tidak bisa berhenti hanya di satu aksi, tetapi serangkaian kebiasaan yang diulang berkali-kali. Don’t give up! 😊

Tidak lupa, jika proses ini rasanya sulit dijalani sendiri, jangan sungkan untuk meminta bantuan orang lain, termasuk mengikuti sesi konsultasi bersama ahlinya karena hal itu juga sebuah usaha untuk meningkatkan well-being.

Lihat artikel psikologi lainnya

Referensi:

Diener, E., Wirtz, D., Tov, W., Kim-Prieto, C., Choi, D., Oishi, S., & Biswas-Diener, R. (2010). New measures of well-being: Flourishing and positive and negative feelings. Social Indicators Research, 97, 143-156. 

Keyes, C. L. M. (2002). The mental health continuum: From languishing to flourishing in life. Journal of Health and Social Behavior, 43(2), 207–222. 

National Center for Chronic Disease Prevention and Health Promotion , Division of Population Health. (2018). Well-Being Concept

Ryff, C. D., Keyes, C. L. (1995) The structure of psychological well-being revisited. Journal of Personality and Social Psychology, 69 (4), 719–727. 

Bagikan artikel ini

Posting Terbaru

Anda mungkin juga menyukainya

illustration right side 1
curhat line