Share with on:

Artikel Pustaka

Relasi Toxic Dalam Hubungan Dengan Pasangan

Relasi Toxic Dalam Hubungan Dengan Pasangan

Apakah hubungan yang kalian jalani dengan pasangan termasuk dalam kategori sehat atau justru toxic? (Secara harfiah, arti kata toxic adalah beracun. Namun dalam tulisan ini, toxic relationship berarti hubungan romantis yang merugikan salah satu pihak, biasanya salah satunya dianggap seperti benalu).

Konsultasi dengan psikolog sekarang

Terkadang hubungan yang toxic tidak teridentifikasi di awal hubungan atau seringkali kita cenderung meminimalisir dampaknya sampai kemudian semakin lama semakin membuat diri kita merasa tidak sehat secara mental. Suatu hubungan dapat dikategorikan sebagai hubungan yang sehat apabila pasangan saling mendukung satu dengan yang lain, menunjukkan empati dan kepedulian kepada orang lain, saling memberi dan menerima. Hubungan memang tidak harus selalu sempurna, namun ketika pasangan menemukan ketidaksepakatan, keduanya dapat mengatasinya dengan cara yang saling menghargai dan menghormati serta tidak ada satu pihak yang memaksakan keinginannya kepada pihak yang lain. Sementara itu hubungan disebut sebagai toxic ketika hubungan tersebut membahayakan fisik maupun mental salah satu pihak. Hubungan yang toxic biasanya diisi dengan konflik, kompetisi, dan kontrol. 

Apa saja tanda-tanda hubungan yang tergolong toxic?

  • Isolasi : Pasangan mengisolasi Anda dari keluarga dan teman sehingga Anda bergantung hanya kepadanya. Ia membatasi interaksi Anda dengan keluarga atau teman.
  • Sering terjadi perdebatan : Perbedaan pendapat atau argumen merupakan hal yang normal dalam sebuah hubungan. Namun jika pasangan selalu berpikir negatif, berkata kasar, mengkritik berlebihan, memberikan label negatif, merendahkan, dan menjatuhkan, maka artinya perdebatan tersebut sudah tidak wajar lagi.
  • Menyalahkan : Pasangan selalu merasa bahwa setiap masalah yang terjadi bukan menjadi tanggung jawabnya dan cenderung menyalahkan pihak lain sebagai penyebabnya.
  • Cemburu dan berbohong : Sering menuduh pasangannya memiliki hubungan atau berniat untuk selingkuh. Terkadang justru dirinya lah yang sebenarnya berbohong atau bahkan berselingkuh. 
  • Menyangkal dan memanipulasi : Pasangan yang toxic  tidak memedulikan dampak dari perilakunya terhadap orang lain. Mereka sering menyangkal masalah dan memutarbalikkan fakta sehingga seolah-olah persepsinya yang selalu benar.
  • Korban Pasrah: Korban menjadi pasrah dan menyerah kepada pasangan yang toxic hanya agar tidak ditinggalkan atau menghindari konflik. 

Lalu bagaimana cara agar dapat pulih dari hubungan yang toxic? Temukanlah relasi yang positif, mendukung, dan sehat dengan cara :

  • Mulailah fokus untuk merawat diri sendiri secara fisik dan mental. 
  • Kembali menjalin relasi dengan keluarga dan teman-teman yang dapat memberikan dukungan.
  • Melakukan konseling dan terapi dengan profesional untuk dapat lebih memahami pola hubungan yang toxic serta agar dapat meningkatkan kepercayaan dan penghargaan diri agar tidak kembali jatuh dalam pola hubungan yang sama.

Pasangan yang toxic pun dapat berubah apabila ia mau untuk berusaha melatih diri berkomunikasi dan berinteraksi secara sehat dengan bantuan profesional.

 

Bagikan artikel ini

curhat line