Share with on:

Artikel Pustaka

Bercocok Tanam Sebagai Cara Mengelola Stress

Bercocok Tanam Sebagai Cara Mengelola Stress

Pada era pandemi Covid-19 ini, banyak pembatasan untuk berkegiatan, terutama untuk pergi beraktivitas keluar rumah. Banyak berada di rumah mungkin membuat banyak orang tidak nyaman. Hal ini menyebabkan orang-orang perlu mencari berbagai cara untuk merasa nyaman di rumah dan sebagai sarana koping stress. Salah satu kegiatan yang banyak dicoba selama masa pandemi ini yaitu melakukan aktivitas berkebun. Tahukah kamu, bahwa kegiatan berkebun ternyata memiliki banyak manfaat positif bagi kesehatan mental?

Bercocok Tanam Sebagai Intervensi Kesehatan Mental

Bercocok tanam atau berkebun ternyata sudah menjadi salah satu intervensi yang banyak diberikan bagi orang-orang yang mengalami masalah pada kesehatan mentalnya sejak tahun 1800-an, terutama di negara-negara Eropa. Berbagai penelitian menyebutkan bahwa paparan ruang hijau, interaksi dengan tanaman dan alam terhadap manusia dapat membantu mengurangi stress, meningkatkan kondisi mood, meningkatkan kepuasan hidup, stimulasi mental yang lebih baik, dan mengurangi risiko dari masalah kesehatan mental. Tidak hanya itu, meluangkan waktu di area alam yang terbuka juga dapat membantu meningkatkan kualitas tidur. Penelitian terhadap lansia di Skotlandia baru-baru ini juga menunjukkan bahwa lansia yang menghabiskan lebih banyak waktu di taman kecil di rumahnya, terutama saat masa lockdown di era pandemic Covid-19 ini, memiliki kondisi kesehatan fisik dan emosional serta kualitas tidur yang lebih baik.

Kaitan Bercocok Tanam dan Kondisi Psikologis

Berikut merupakan penjelasan bagaimana bercocok tanam berkaitan dengan kondisi psikologis seseorang.

Pertama, pada saat meluangkan waktu dengan tanaman, individu melakukan beberapa gerakan tertentu, seperti menyiram, memindahkan tanaman, dan sebagainya, dan ketika tubuh bergerak ini, tentu berpengaruh positif bagi kesehatan fisik.

Kedua, ketika individu melakukan cocok tanam atau berkebun, ia berkesempatan untuk berinteraksi dengan alam, di mana paparan alam sangat bermanfaat bagi kesejahteraan mental dan meningkatkan kualitas hidup seseorang. Hal ini dikarenakan alam merupakan stimulus yang sifatnya menenangkan, sehingga bisa memicu sistem saraf parasimpatis kita untuk merasakan efek rileks dan senang. Dampak positif selanjutnya yaitu dengan berkebun atau menanam, kita punya akses mendapatkan sinar matahari dan udara segar lebih banyak. Dengan mendapatkan sinar matahari, kebutuhan akan vitamin D dapat tercukupi dan membantu memperbaiki kondisi mood. Manfaat terakhir yaitu dengan berkebun atau bercocok tanam, memungkinkan kita untuk keluar rumah dan ada kemungkinan untuk berinteraksi dengan orang lain meski hanya sekilas dan tidak intens, sehingga kebutuhan sosial kita juga tetap terpenuhi, meski masih berada pada situasi pandemi.
Jadi, sudah siap menanam tanaman apa hari ini?

Referensi : 

Clatworthy, J., Hinds, J., & Camic, P. M. (2013). Gardening as a mental health intervention : A review. Mental Health Review Journal, 18(4), 214-225

Corley, J., Okely, J. A., Taylor, A. M., Page, D., Welstead, M., Skarabela, B., … & Russ, T. C. (2021). Home garden use during COVID-19: Associations with physical and mental wellbeing in older adults. Journal of environmental psychology73, 101545.

Bagikan artikel ini

curhat line