Share with on:

Artikel Pustaka

Apa Itu Regulasi Emosi dan Mengapa Hal Ini Penting ?

Pentingnya mengendalikan emosi

Regulasi atau pengendalian emosi sangat penting untuk kesehatan mental kita. Memiliki masalah dengan pengendalian emosi yang memadai dan tepat dapat menyebabkan penurunan kesejahteraan dan, akibatnya, meningkatkan risiko gangguan kesehatan mental. Penelitian telah menunjukkan bahwa regulasi emosi yang terganggu umum terjadi pada orang dengan masalah mood, kecemasan, dan trauma.

Regulasi emosi sendiri terdiri dari sejumlah proses penting:

  • Memilih situasi: Hal ini mungkin terasa sepele dan sudah jelas, tetapi ini adalah langkah pertama dalam mengatur emosi kita. Contoh sederhananya adalah jika kita mengetahui bahwa mantan pasangan berada di acara yang akan kita datangi, kita mungkin bertanya-tanya apakah harus tinggal di rumah atau apakah kita cukup kuat untuk pergi ke sana.
  • Mempengaruhi situasi: Nah, jika kita pergi ke acara tadi, kita masih punya pilihan untuk berbicara dengan mantan kita atau tidak. Melalui pilihan ini, kita dapat mempertahankan kontrol diri dalam segala hal.
  • Perhatian: Jika kita memutuskan untuk mendekati mantan tadi, kita masih dapat mempengaruhi apa yang ingin kita perhatikan dalam situasi tersebut. Apakah kita akan fokus pada orang lain di sekitar atau apakah perhatian kita tertuju pada mantan pasangan yang sedang menggoda orang lain?
  • Artinya: Jika perilaku genit mantan menarik perhatianmu, pertanyaan selanjutnya adalah ‘bagaimana kita akan menafsirkannya?’ Apa makna kognitif yang akan kita berikan? Apakah itu berarti orang yang digoda mantan pasangan lebih baik dari kita, atau apakah kita akan senang melihat mereka tampak bahagia?
  • Tanggapan: Makna yang baru saja kita kaitkan dengan situasi membangkitkan emosi tertentu. Jika kita memilih arti pertama dalam contoh tadi, mungkin kita akan merasa cemburu atau marah. Ini dapat menyebabkan reaksi tertentu, seperti minum lebih banyak alkohol untuk menekan emosi.

Strategi pengaturan emosi

Kamu bisa mengatur emosimu dengan berbagai strategi. Efektivitas strategi yang kita pilih tergantung pada konsekuensinya. Jika strategi yang dipilih menyebabkan peningkatan emosi atau, sebaliknya, menyebabkan emosi sekunder negatif atau keluhan fisik dalam jangka panjang, mungkin strategi tersebut kurang tepat. Kamu harus mempertimbangkan beberapa konsekuensinya, misalnya, menghindari situasi sehingga tidak menyelesaikan rasa ketakutan, menghindari konfrontasi yang memaksa kita melampaui batas, atau mengonsumsi alkohol untuk menyembunyikan emosi sesaat. Seseorang yang secara struktural menghindari situasi pada akhirnya mungkin rentan untuk mengalami, misalnya, gangguan kecemasan.

Yuk, kunjungi tautan ini untuk mengetahui ringkasan tentang strategi pengaturan emosi yang umum digunakan.

Praktik

Pikirkanlah strategi yang ingin kamu gunakan secara teratur untuk mengatasi emosi. Strategi kamu bisa berbeda tergantung situasinya, ya. Seringkali, kebiasaan buruk kita dalam  mengatasi emosi terjadi secara otomatis. Untuk menggunakan regulasi emosi secara lebih efektif, kamu bisa menuliskan emosi untuk setiap situasi dalam buku harian dan kemudian berpikir tentang bagaimana kamu bisa mengelola emosi tersebut. Apakah kamu membutuhkan dukungan sosial? Apakah kita ingin sendirian  untuk sementara waktu dan menangis sangat keras? Atau mungkin kamu lebih suka

berjalan-jalan untuk memikirkannya dan memberi ruang untuk emosi tersebut? Yuk, coba tanyakan pada diri kita sendiri tentang apa yang akan membantu kita menjadi cukup kuat untuk menahan gelombang emosi yang intens itu!

Sumber:

Emotion, Brain & Behaviour Laboratory

Gangguan Afektif dan Psikopatologi: Perspektif Regulasi Emosi Hooria Jazaieri, M.A.a , Heather L. Urry, Ph.D.b , & James J. Gross, Ph.D.a

Science Direct

Research Gate

Artikel ini diterjemahkan langsung dari: https://niceday.app/en/library/what-is-emotion-regulation-and-why-is-it-important/

Bagikan artikel ini

curhat line