Share with on:

Artikel Pustaka

Self-Affirmation : Benarkah Bisa Bermanfaat ?

Self Affirmation   Benarkah Bisa Bermanfaat

Lihat dirimu di cermin dan katakan “Aku luar biasa” setiap pagi.
Pernahkah kamu membaca ajakan seperti itu di majalah atau mendengarnya di acara motivasi? Apakah mengatakan afirmasi pada diri sendiri bisa mengubah hidup?
Kita seringkali menemukan situasi yang mengancam di dalam hidup. Karyawan yang tiba-tiba kehilangan pekerjaan. Pekerja yang harus merantau ke lingkungan baru karena mutasi. Orangtua baru yang menemukan anaknya sakit. Ancaman ini bisa sangat beragam sesuai dengan penghayatan dari masing-masing orang. “Aku tidak cukup”, “Aku orangtua yang gagal”, “Aku pasangan yang buruk”, “Aku tidak mampu melakukan apa-apa”.  Situasi yang mengancam bisa membuat seseorang meragukan kapasitas dirinya, menghasilkan perasaan tidak berdaya dan kecemasan.
Self-affirmation membuat seseorang mengenal sumber daya yang ia miliki untuk menghadapi situasi mengancam. Misalnya karyawan yang menyadari bahwa ia dapat menemukan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan kemampuannya. Ibu muda yang mengikuti kelas online untuk memperkaya pengetahuan pola asuhnya. Ketika melakukan self-affirmation, seseorang berusaha mengubah caranya melihat diri sendiri dibandingkan fokus terhadap situasi.

Bagaimana melakukan Self-Affirmation?

Aku luar biasa”
“Aku bisa melakukan apa saja”
“Aku yang terhebat di antara rekan kerjaku”
Ucapan-ucapan seperti ini seringkali justru tidak membantu. Ada kalanya seseorang kesulitan melakukan suatu tugas. Situasi sakit bisa jadi melemahkan konsentrasi seseorang dalam bekerja. Ketika berada di situasi mengancam, kalimat ekstrem positif ini bisa dilihat sebagai kebohongan karena tidak sesuai dengan fakta yang ada. Coba tips berikut untuk melakukan self-affirmation:

Mulai dari value

Penelitian mengatakan bahwa mengenali value membuat afirmasi yang kuat dan bertahan lama. Mengenali value membuat seseorang mengenali keyakinan dan tujuan yang ingin ia capai. Value seperti kebaikan, kerendahan hati, tanggung jawab dan lainnya membantu seseorang bertindak sesuai value dan menemukan pemecahan masalah yang sesuai. Coba kamu kenali value yang penting bagi dirimu.

Cukup, bukan sempurna

Seperti yang disebutkan sebelumnya, kalimat ekstrem positif bisa jadi kontraproduktif ketika ada dalam situasi mengancam. Tujuan dari self-affirmation ialah menjaga keutuhan seseorang — bahwa aku cukup, bukan persepsi dirinya yang sempurna. Self-affirmation bukan memuji dan meninggikan diri, namun melihat kelebihan dan kekurangan dengan objektif. Setelah itu kamu bisa mengembangkan pikiran dan tindakan yang sesuai dengan kondisimu.
Silakan kamu coba melakukan self-affirmation menggunakan tips di atas. Tuliskan di selembar kertas atau gadgetmu sehingga kamu mudah untuk mengakses ketika membutuhkannya!
Sumber
Cohen, G. L., & Sherman, D. K. (2014). The psychology of change: Self-affirmation and social psychological intervention. Annual review of psychology, 65, 333-371.

Bagikan artikel ini

curhat line