Suatu ketika saya dijadwalkan untuk bertemu anak 4 tahun. Ia memiliki masalah kedekatan dengan ibunya, sulit untuk berpisah saat harus bersekolah. Pertemuan awal memang penuh kejutan. Mereka tidak bisa dipisahkan, anaknya harus dipangku, kadang menjerit dan menangis. Setelah perkenalan, saya menceritakan hal-hal yang penting diketahui oleh ibu dan anak.
Proses perkenalan saya lakukan di ruang terapi bermain, kami duduk di lantai saat wawancara awal. Saya merasakan kecemasan ibunya, dan ini menambah rasa tak nyaman anaknya. Saya mulai menjalin rapport dengan mereka. Anak itu saya ajak berdiskusi dan bermain agar nyaman dengan situasi baru.
Konsultasi psikologi online dengan Ciptanti Parsaulina, M. Psi
Akhirnya ibu itu mulai paham kalau rasa cemasnya dapat dirasakan oleh anaknya. Untungnya ibu itu berpikir positif, sesuatu yang membantu perubahan emosi anaknya. Karena ia bersedia membuka diri, sang anak bisa lebih lepas mengekspresikan dirinya. Sebagai seorang psikolog anak, saya juga bersyukur karena selalu mendapat banyak pengalaman baru dari klien-klien saya.
Apa itu Self Harm? Perilaku menyakiti diri sendiri, atau secara formal di sebut dengan istilah…
Trauma memang menjadi salah satu kondisi yang banyak diatasi dengan EMDR (Eye Movement Desensitization and…
Trauma adalah pengalaman yang bisa membekas. Kenangan dan emosi negatif yang terkait dengannya dapat terus…
Saat seorang klien menjalani sesi pertamanya, biasanya sesi tersebut dibuka dengan asesmen dan konseling. Untuk…
Bayangkan kamu sedang berada di sebuah acara sosial untuk menjalin hubungan bisnis dan di sekelilingmu…