Blog Psikologi

Satu cara untuk mengurangi kecemasan akibat overthinking

Sebagai manusia, kita memiliki kecenderungan untuk mengantisipasi masa depan. Kemampuan manusia untuk berpikir ke depan merupakan komponen penting dari fungsi otak manusia. Sayangnya, seringkali manusia terjebak dalam sebuah pola pikir negatif yang dilakukan secara berlebihan dan akhirnya menyebabkan kecemasan. Salah satu bentuknya adalah ketika seseorang cenderung memprediksi masa depan dengan kemungkinan-kemungkinan terburuk, seperti “Bagaimana kalau saya gagal dalam wawancara pekerjaan ini?” atauBagaimana kalau saya tidak bisa membiayai perkuliahan anak saya?”.

Sebenarnya, dibalik pertanyaan “bagaimana kalau” tersebut, seringkali terdapat ketakutan yang mendasari. Contohnya, ketakutan akan kegagalan, penolakan, kehilangan, dan rasa tidak aman. Sayangnya, cara berpikir ini justru memperkuat rasa takut kita dan menambah kecemasan. 

Solusi yang dapat dilakukan untuk merubah pola pikir ini adalah dengan menjawab pikiran-pikiran tersebut dengan jawaban “kalau, maka”. Sekarang, mari kita coba dengan dua contoh di atas.

Kalau saya gagal dalam wawancara pekerjaan ini, maka saya akan mencari kesempatan wawancara di perusahaan lain.”

“Kalau saya tidak bisa membiayai perkuliahan anak saya, maka saya akan membantunya mencari dana beasiswa atau saya akan memikirkan orang-orang yang mungkin dapat membantu saya.”

Dengan menerapkan pola pikir ini, kita dapat menyadari bahwa kemungkinan-kemungkinan yang kita takuti belum terjadi dan mungkin tidak akan pernah terjadi. Pola pikir “kalau, maka” ini juga mengingatkan kalaupun hal buruk yang kita pikirkan terjadi, sebenarnya kita memiliki pilihan, keberdayaan, dan kemampuan untuk menangani hal tersebut. 

Agar kita dapat menerapkan pola berpikir “kalau, maka” ini membutuhkan latihan. Awalnya, mungkin tidak terasa alami. Namun, ada baiknya mencoba pendekatan ini karena pada akhirnya akan membantu kita mengurangi kecemasan akibat overthinking khususnya akan skenario-skenario masa depan yang belum tentu terjadi. 

 

Resources:

Prado, A. d. (2023, August 30). How to Replace Anxious Thinking. Retrieved from PsychologyToday: https://www.psychologytoday.com/us/blog/speaking-from-the-heart/202210/how-to-replace-anxious-thinking

Tim HatiPlong

Recent Posts

Disosiasi

Sebelum kita memulai, coba Anda bayangkan situasi berikut: Anda berada di ruang kelas, sedang mengikuti…

1 month ago

Memahami Self-harm

Apa itu Self Harm? Perilaku menyakiti diri sendiri, atau secara formal di sebut dengan istilah…

1 month ago

EMDR: Lebih dari Sekadar Terapi untuk Trauma

Trauma memang menjadi salah satu kondisi yang banyak diatasi dengan EMDR (Eye Movement Desensitization and…

2 months ago

EMDR: Memproses Emosi dan Trauma untuk Hidup Lebih Baik

Trauma adalah pengalaman yang bisa membekas. Kenangan dan emosi negatif yang terkait dengannya dapat terus…

2 months ago

Pengenalan Psikoterapi: EMDR

Saat seorang klien menjalani sesi pertamanya, biasanya sesi tersebut dibuka dengan asesmen dan konseling. Untuk…

2 months ago

The Duck Syndrom: Buang Topeng Bebekmu dan Temukan Dirimu Yang Sebenarnya

Bayangkan kamu sedang berada di sebuah acara sosial untuk menjalin hubungan bisnis dan di sekelilingmu…

2 months ago