Categories: Keluarga & Hubungan

Menghadapi Relasi “Toxic”

Sekarang ini kita seringkali menemukan kata toxic yang dikaitkan dalam relasi, baik relasi pertemanan, pasangan, keluarga dan lingkungan kerja. Istilah toxic relationship sebenarnya bukan istilah ilmiah dalam ilmu psikologi, melainkan istilah populer yang sering digunakan.

Ketika membahas mengenai relasi toxic, umumnya kita mengarahkan pada pengalaman tidak menyenangkan akibat perlakuan seseorang ketika berinteraksi dengannya. Ketika kita hanya melihat gambaran umum dari kacamata ini, tentu mudah untuk melabeli seseorang toxic dalam hidup kita. Tapi, apakah begitu kenyataannya? Dalam sebuah relasi, sangat wajar jika ada masa kita merasa tidak nyaman, sedih atau kecewa. Bukan berarti apabila terdapat konflik dalam relasi maka kita langsung memberikan label bahwa sebuah relasi itu toxic.

Konsultasi dengan psikolog sekarang

Jika dilihat dalam ilmu psikologi, relasi toxic dimaknai dalam ciri kepribadian tertentu yang ditunjukkan dalam relasi. Sehingga ketika berada dalam relasi dengan waktu lama, kita merasakan ketidaknyamanan yang hebat. Misalnya kita merasa rendah diri dalam relasi, mempertanyakan diri terus menerus, merasa bersalah atau tidak mampu memahami perasaan yang kita alami.

Lalu, bagaimana menghadapi relasi seperti ini?

Cobalah untuk menyadari dan mengakui pengalaman yang kamu alami.

Semakin relasi itu kita nilai dekat dan berharga, sangat mungkin terdapat keengganan untuk mengakui bahwa mereka sebenarnya telah melakukan tindakan yang menyakitimu. Kamu berusaha menekan emosi yang tidak menyenangkan dan justru mengecilkan diri sendiri. Namun, dengan menyadari pengalamanmu, akan lebih mudah untuk menentukan tindakan dalam menghadapi relasi tersebut.

Berikan jarak yang sehat pada orang tersebut.

Seringkali kita berada dalam relasi yang membuat sulit untuk serta merta memutus hubungan, tapi kamu bisa memberi jarak yang sehat secara fisik atau emosional. Misalnya dengan mengatakan tidak secara asertif apabila kamu tidak setuju dengan perkataan atau perlakuan yang diberikan kepadamu.

Lakukan kegiatan merawat diri.

Apabila kamu menjalin relasi dengan orang yang selalu membuatmu merasa kecil dan tidak berdaya tentu sangat melelahkan. Maka dari itu tindakan merawat diri penting untuk dilakukan agar meningkatkan kesejahteraan diri dan membangun pandangan diri yang positif. Kamu bisa mulai dengan memberikan afirmasi terhadap diri atau melakukan hobimu di akhir pekan.

Lihat artikel psikologi lainnya

 

Tim HatiPlong

Recent Posts

Disosiasi

Sebelum kita memulai, coba Anda bayangkan situasi berikut: Anda berada di ruang kelas, sedang mengikuti…

1 month ago

Memahami Self-harm

Apa itu Self Harm? Perilaku menyakiti diri sendiri, atau secara formal di sebut dengan istilah…

1 month ago

EMDR: Lebih dari Sekadar Terapi untuk Trauma

Trauma memang menjadi salah satu kondisi yang banyak diatasi dengan EMDR (Eye Movement Desensitization and…

1 month ago

EMDR: Memproses Emosi dan Trauma untuk Hidup Lebih Baik

Trauma adalah pengalaman yang bisa membekas. Kenangan dan emosi negatif yang terkait dengannya dapat terus…

1 month ago

Pengenalan Psikoterapi: EMDR

Saat seorang klien menjalani sesi pertamanya, biasanya sesi tersebut dibuka dengan asesmen dan konseling. Untuk…

1 month ago

The Duck Syndrom: Buang Topeng Bebekmu dan Temukan Dirimu Yang Sebenarnya

Bayangkan kamu sedang berada di sebuah acara sosial untuk menjalin hubungan bisnis dan di sekelilingmu…

2 months ago