Kita semua pasti pernah merasa ‘’tidak pas’’ ketika berinteraksi atau berelasi dengan orang lain. Orang tersebut bisa membawa memori tidak menyenangkan, membuat kita kehabisan energi, atau membuat kita merasa tidak nyaman. Terkadang kita menyebutnya ‘’tidak sefrekuensi’’ atau secara ekstrim kita menyebutnya difficult people.
Konsultasi dengan psikolog sekarang
Meskipun rasanya tidak nyaman, tetapi kondisi seperti itu terkadang tidak terhindarkan. Kita mungkin ingin memilih dengan siapa kita bertemu, tetapi belum tentu kita selalu bisa melakukan itu. Terlebih ketika seseorang itu adalah bagian dari keluarga, kerabat dekat, teman satu kelas, atau teman satu tempat bekerja. Bagaimana menghadapinya?
Mari kita sadari lebih dalam bahwa setiap orang sebenarnya punya potensi tidak sefrekuensi atau menjadi difficult people untuk orang lainnya, baik secara sengaja maupun tidak. Bisa jadi, kita pun adalah difficult people untuk orang lain. Dengan menyadari hal ini, kita lebih mudah untuk ‘’menerima’’ bahwa berhadapan dengan seseorang yang tidak sefrekuensi adalah hal yang wajar, bagian dari kehidupan. Setiap orang punya karakter yang berbeda dan tidak semua perbedaan itu bisa ‘’cocok’’ satu sama lain. Artinya, tidak sefrekuensi itu bukan berarti selalu ada yang salah dan benar tetapi bisa jadi sebatas perbedaan yang tidak bisa menyatu jadi satu.
Coba kita lihat lebih spesifik lagi, apa yang menjadi masalah? Ketika kita mengatakan tidak sefrekuensi atau difficult people, sebenarnya bagian spesifik yang mana yang kita maksud. Satu sampai dua kata tentu tidak bisa menggambarkan penilaian kita terhadap seseorang secara utuh. Mari kita coba lepaskan label negatif itu dan fokus pada ‘’perilaku’’ yang membuat kita tidak nyaman.
Contoh: ‘’Aku nggak sefrekuensi banget sama ayahku. Kerjaannya marah dan nyalahin orang mulu.’’
Kita bisa modifikasi menjadi ‘’Aku nggak nyaman sama cara ayah menyalahkan orang saat marah’’.
Melepaskan label ini memberi ruang untuk kita melihat seseorang dengan lebih objektif. Intensitas emosi kita pun menjadi sesuai dengan pemicunya. Jika kita tahu bahwa yang membuat tidak nyaman adalah cara ayah menyalahkan orang, maka ketika ayah tidak melakukan itu, rasa tidak nyaman kita punya kesempatan untuk berkurang. Akan tetapi, ketika kita memberi label bahwa ayah tidak sefrekuensi atau ‘’selalu’’ menyalahkan orang, maka kita cenderung merasa tidak nyaman ketika bertemu dengan ayah dan mungkin memilih menghindar.
Ketika ada pola yang berulang, seperti terus menerus konflik dengan orang lain, merasa orang itu difficult people, atau hal yang terkait dengan itu, coba ambil waktu untuk jeda sebentar. Coba lihat ke dalam, sebetulnya ada apa yah di dalam diri saya sehingga dipertemukan dengan orang yang rasanya sulit untuk diajak bekerja sama atau berelasi secara sehat? Hal itu bisa menjadi pesan bahwa kita perlu menyadari atau bahkan mengubah sesuatu di dalam diri untuk kemudian bisa melalui ini. Bisa jadi dari cara kita melihat suatu hal, menyampaikan sesuatu, atau menerima situasi yang ada sebagai suatu situasi yang sementara – bukan terus menerus begitu. Terkadang apa yang kita tidak sukai dari dia, juga merupakan hal yang kita tidak bisa terima dari diri kita sendiri.
Vermani (2022) menuliskan beberapa strategi ketika harus berhadapan dengan seseorang yang rasanya sulit bagi kita:
Sebagai tambahan pengingat, jika saat itu memang belum siap rasanya untuk menghadapi, kamu boleh untuk membuat jarak dan menenangkan diri dulu dalam jangka waktu tertentu. Kemudian saat siap, kamu bisa kembali berinteraksi dengannya. Akan tetapi, jika relasi tersebut sudah sampai pada tindak kekerasan, maka utamakan keamanan dirimu terlebih dahulu yah.
Apa itu Self Harm? Perilaku menyakiti diri sendiri, atau secara formal di sebut dengan istilah…
Trauma memang menjadi salah satu kondisi yang banyak diatasi dengan EMDR (Eye Movement Desensitization and…
Trauma adalah pengalaman yang bisa membekas. Kenangan dan emosi negatif yang terkait dengannya dapat terus…
Saat seorang klien menjalani sesi pertamanya, biasanya sesi tersebut dibuka dengan asesmen dan konseling. Untuk…
Bayangkan kamu sedang berada di sebuah acara sosial untuk menjalin hubungan bisnis dan di sekelilingmu…