Keluarga merupakan sekelompok orang yang terkoneksi karena hubungan darah, pernikahan, adopsi, dan biasanya pernah tinggal bersama. Karena terdiri dari banyak orang, tiap-tiap anggota keluarga biasanya memiliki peran masing-masing seperti orang tua, anak, kakak, adik, dan lain sebagainya. Namun, apa ya yang akan terjadi apabila peran anggota keluarga tertukar?
Konsultasi dengan psikolog sekarang
Parentification merupakan salah satu contoh dinamika ketika peran orang tua dan anak tertukar, di mana orang tua yang seharusnya berperan memberi dukungan fisik, finansial, dan emosional dalam keluarga malah mengharapkan anak untuk memberikan dukungan tersebut kepada orang tua. Tertukarnya peran ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, misalnya orang tua belum matang secara emosional, jumlah anak yang banyak, orang tua sakit kronis atau mengalami gangguan psikologis, memiliki saudara kandung dengan disabilitas, dan kesulitan ekonomi keluarga.
Pada keluarga dengan dinamika sehat, orang tua menyadari perannya meliputi menyadari dan memenuhi kebutuhan anak, menstimulasi anak seiring tahap perkembangannya, mengajarkan anak pengetahuan dan keterampilan dasar, serta memberi tanggung jawab yang sesuai dengan usianya seperti membantu mencuci piring atau merapikan kamarnya sendiri. Orang tua paham bahwa anak butuh bermain, didukung tidak hanya secara finansial tapi juga secara emosional, dan memahami bahwa anak pun memerlukan rasa otonom.
Pada keluarga dengan parentification, fokus pemenuhan kebutuhan bukan pada anak, melainkan pada kebutuhan orang tua. Hal ini menyebabkan anak berperan melebihi kapasitas perkembanganya dan dipaksa untuk menjadi dewasa sebelum waktunya. Anak menjadi terbiasa mengesampingkan kebutuhan dirinya demi memenuhi kebutuhan orang tua, merasa bertanggung jawab penuh dalam menjaga kesejahteraan orang tua, dan seringkali tidak melakukan apa yang biasa anak lakukan, misalnya bermain bersama teman.
Meski biasanya terjadi saat anak masih berusia dini, parentification dapat berdampak hingga anak tersebut beranjak dewasa, antara lain:
Masa lalu kita sebagai anak yang mengalami parentification tentu tidak bisa diubah. Sebagai anak yang terpaksa dewasa sebelum waktunya, seringkali kita melupakan bahwa ada kebutuhan-kebutuhan kita saat masih kecil yang belum terpenuhi hingga saat ini. Namun jangan khawatir, ada beberapa upaya yang dapat Anda lakukan untuk menumbuhkan rasa berdaya, baik yang dilakukan sendiri maupun dengan bimbingan psikolog:
Jika Anda pernah mengalami parentification dan merasa butuh bantuan psikolog untuk memprosesnya, Anda bisa menjadwalkan sesi konseling dengan psikolog kami.
Chase, N. D. (1999). Burdened children: Theory, research, and treatment of parentification. SAGE Publication Inc.
Goodman, W. (2020, 27 Januari). 14 Signs you were parentified as a child: How to heal your inner child.
Guha, A. (2021, 31 Juli). The parentified child in adulthood: Understanding the psychological impacts of being parentified as a child.
Apa itu Self Harm? Perilaku menyakiti diri sendiri, atau secara formal di sebut dengan istilah…
Trauma memang menjadi salah satu kondisi yang banyak diatasi dengan EMDR (Eye Movement Desensitization and…
Trauma adalah pengalaman yang bisa membekas. Kenangan dan emosi negatif yang terkait dengannya dapat terus…
Saat seorang klien menjalani sesi pertamanya, biasanya sesi tersebut dibuka dengan asesmen dan konseling. Untuk…
Bayangkan kamu sedang berada di sebuah acara sosial untuk menjalin hubungan bisnis dan di sekelilingmu…