Apakah yang dimaksud dengan ketegasan? Ketegasan atau perilaku asertif adalah sikap yang berfokus pada membela diri sendiri yang berhubungan dengan tujuanmu maupun tujuan orang lain. Ada 3 tahap dalam tindakan asertif:

Pasif —— Asertif —— Agresif

Perilaku pasif merupakan perilaku yang terlalu sering mempertimbangkan orang lain sebelum diri sendiri, sedangkan perilaku agresif adalah ketika kamu hanya memikirkan diri sendiri dibanding orang lain. Jadi, perilaku asertif alias ketegasan merupakan jalan tengah antara dua perilaku ekstrem ini.

Bagaimana caranya untuk bersikap tegas?

Simak delapan poin yang bisa kamu coba berikut ini dan ikuti agar bisa bertindak asertif

  1. Mengatakan “tidak” sudah cukup

Mengatakan ‘tidak’ adalah hal yang sulit bagi banyak orang. Kita cenderung merasa perlu menjelaskan penolakan kita, misalnya: “Kamu tidak bisa meminjam buku itu, karena…” Dalam kebanyakan situasi, kamu tidak perlu menjelaskan kok, cukup jawab saja dengan ‘tidak’. Tetapi jika orang bertanya mengapa, jawaban “Saya tidak mau” juga merupakan penjelasan yang sudah sangat bagus.

  1. Hadapi

Jika kamu merasa sulit untuk bersikap asertif, kamu dapat menggunakan teknik ini saat berlatih. Langkah pertama untuk menjadi asertif biasanya adalah yang paling sulit. Ini karena kamu harus melakukan sesuatu yang tidak ingin kamu lakukan. Konfrontasi itu penting karena mengajarkan kita untuk lebih tegas. Cobalah mengatakan ‘tidak’ kepada sesuatu yang kecil atau kepada seseorang yang kamu kenal baik dan percayai dulu.

  1. Rileks

Bersikap tegas bisa jadi terasa menakutkan, dan kamu mungkin akan merasa tegang melakukannya. Cobalah untuk lebih rileks saat melakukannya, maka rasa cemas secara otomatis bisa berkurang. Misalnya, kamu dapat melakukannya peregangan otot-otot terlebih dahulu dan menarik napas dalam-dalam beberapa kali dan mengeluarkan kembali secara perlahan.

  1. Gunakan kata “Saya”

Jika kamu ingin menunjukkan bahwa kamu tidak menyukai perilaku orang lain, cara yang terbaik adalah memulai kalimat dengan kata ‘Saya’. Misalnya, “Saya tidak bisa berkonsentrasi jika kamu membuat semua kebisingan itu.” Hindari frasa yang dimulai dengan ‘kamu’, seperti, “Kamu selalu sangat berisik”. Jika kamu melakukannya, orang cenderung lebih cepat merasa diserang.

  1. Bertindak tegas

Bersikap tegas memerlukan lebih dari sekadar pesan yang ingin kamu sampaikan. Kata-kata yang kamu gunakan memang penting, tetapi bahasa tubuh dan nada suara yang digunakan juga berperan. Cobalah untuk bersikap terbuka dan tertarik. Kamu dapat melakukan ini dengan mencoba lebih santai. Misalnya, merilekskan lengan dan kaki kamu sebisa mungkin. Bicaralah dengan lantang dan jelas serta tambahkan variasi pada suaramu; ini akan membuat kamu terdengar tidak monoton.

  1. Persiapkan diri

Dalam kebanyakan situasi, kamu dapat mempersiapkan diri untuk situasi di mana kamu perlu bersikap tegas. Kamu bisa melakukannya ketika menghadapi situasi di mana kamu mengalami kesulitan untuk bersikap tegas, seperti ketika rekan kamu meminta untuk melakukan sesuatu di tempat kerja, namun kamu benar-benar tidak punya waktu. Dalam kasus ini, kamu dapat melatih respons dan reaksi di rumah sebelumnya. Setidaknya, kamu tahu bahwa kamu lebih siap untuk bereaksi dengan cara yang diinginkan, dan ini akan membuat kamu merasa lebih kuat.

  1. Perhatikan cara orang lain

Apakah ada orang di sekitar kamu yang tegas? Lihatlah cara mereka bergerak dan kata-kata yang mereka gunakan. Kamu tidak hanya dapat belajar dari mereka, tapi, yang lebih penting, kamu akan menyadari bahwa menjadi asertif itu mudah. Amati respons orang yang menerima pesan asertif. Bagaimana reaksi orang itu?

  1. Jangan terlalu tegas

Beberapa orang yang belajar menjadi lebih asertif cenderung sedikit melangkahi tahap awal. Bersikap tegas hanya akan efektif jika kamu mempertimbangkan kepentingan diri sendiri dan kepentingan orang lain. Cobalah untuk mengungkapkan pendapat kamu dengan tenang tapi jelas. Tunjukkan bahwa kamu juga mengerti dasar pendapat orang lain itu.

Artikel ini diterjemahkan langsung dari:
https://niceday.app/en/library/assertiveness-2/

Tim HatiPlong

Recent Posts

Disosiasi

Sebelum kita memulai, coba Anda bayangkan situasi berikut: Anda berada di ruang kelas, sedang mengikuti…

1 month ago

Memahami Self-harm

Apa itu Self Harm? Perilaku menyakiti diri sendiri, atau secara formal di sebut dengan istilah…

2 months ago

EMDR: Lebih dari Sekadar Terapi untuk Trauma

Trauma memang menjadi salah satu kondisi yang banyak diatasi dengan EMDR (Eye Movement Desensitization and…

2 months ago

EMDR: Memproses Emosi dan Trauma untuk Hidup Lebih Baik

Trauma adalah pengalaman yang bisa membekas. Kenangan dan emosi negatif yang terkait dengannya dapat terus…

2 months ago

Pengenalan Psikoterapi: EMDR

Saat seorang klien menjalani sesi pertamanya, biasanya sesi tersebut dibuka dengan asesmen dan konseling. Untuk…

2 months ago

The Duck Syndrom: Buang Topeng Bebekmu dan Temukan Dirimu Yang Sebenarnya

Bayangkan kamu sedang berada di sebuah acara sosial untuk menjalin hubungan bisnis dan di sekelilingmu…

2 months ago