Ketika Kita Ingin Mengubah Orang Lain

Pada kondisi tertentu, terbersit keinginan dalam diri kita untuk mengubah orang lain, baik perilaku, cara berpikir, atau bahkan sifatnya. Kita merasa bahwa itulah yang ia butuhkan untuk mencapai kondisi yang lebih baik. Tak jarang keinginan ini muncul karena besarnya rasa sayang kita terhadap orang tersebut. 

Tapiapakah kita bisa untuk mengubah orang lain?

Konsultasi dengan psikolog sekarang

Satu-satunya orang yang sebenarnya punya kontrol penuh terhadap perubahan diri seseorang adalah orang itu sendiri. Artinya, kita tidak bisa sepenuhnya bertumpu pada diri sendiri ketika ingin mengubah orang lain. Merekalah yang memiliki kontrol yang lebih besar untuk mengubah suatu hal di dalam dirinya. Kunci utama dari perubahan diri sendiri adalah adalah motivasi internal untuk berubah. Umumnya, ketika motivasi internal tidak terbentuk, namun kita mendorongnya untuk berubah, kita cenderung akan mudah merasa lelah, dan bahkan dapat memicu konflik.

Lalu, apakah artinya kita tidak bisa melakukan apa-apa?

Kita tetap bisa mendukung mereka untuk mencapai perubahan ini. Dukungan tersebut bisa diberikan dalam berbagai bentuk sesuai kapasitas diri kita sendiri. 

Pertama, tunjukkan bahwa kita peduli terhadapnya dan kita dapat percaya. Rasa percaya yang terbentuk membuat hubungan kita menjadi lebih baik. Ia pun bisa mendengar pendapat kita tentang hal-hal terkait perubahan itu tanpa merasa disudutkan.

Kedua, sampaikan pendapat kita tentang dirinya, termasuk hal yang kita rasa perlu diubah. Fokuslah pada perilaku yang ingin dibentuk, bukan yang salah saja. Misalnya ketika kita ingin mengubah kebiasaan pasangan kita untuk mengurangi penggunaan kata-kata yang kita anggap kasar. Katakan padanya bahwa, ketika ia berbicara menggunakan kata-kata yang lebih halus, bisa meminimalisir konflik. Hal tersebut lebih baik daripada mengatakan bahwa ia memiliki kesalahan atau kekurangan dalam memilih kata-kata.

Ketiga, bantu untuk menentukan strategi yang tepat. Apabila sudah muncul motivasi internal dari dalam dirinya untuk berubah, ajak bersama-sama untuk melihat kekuatan yang dimiliki maupun sumber-sumber bantuan lainnya.

Keempat, berikan apresiasi untuk perubahan sekecil apapun. Apresiasi dari kamu sangatlah berarti untuk perubahan perilakunya. Fokuslah pada kemajuan untuk diapresiasi, bukan hanya yang belum berubah. Apresiasi ini akan menguatkan motivasi untuk berubah.

Semoga dari tulisan di atas, kita sama-sama bisa memulai perubahan yang sehat di dalam hubungan yang hangat. Jangan sampai karena keinginan untuk mengubah, relasi kita menjadi rusak. Selain itu, jangan melewati batas kontrol kita terhadap orang lain karena itu berisiko menyakiti diri kita sendiri.

Selamat mencoba!

Lihat artikel psikologi lainnya

Tim HatiPlong

Recent Posts

Disosiasi

Sebelum kita memulai, coba Anda bayangkan situasi berikut: Anda berada di ruang kelas, sedang mengikuti…

1 month ago

Memahami Self-harm

Apa itu Self Harm? Perilaku menyakiti diri sendiri, atau secara formal di sebut dengan istilah…

1 month ago

EMDR: Lebih dari Sekadar Terapi untuk Trauma

Trauma memang menjadi salah satu kondisi yang banyak diatasi dengan EMDR (Eye Movement Desensitization and…

1 month ago

EMDR: Memproses Emosi dan Trauma untuk Hidup Lebih Baik

Trauma adalah pengalaman yang bisa membekas. Kenangan dan emosi negatif yang terkait dengannya dapat terus…

1 month ago

Pengenalan Psikoterapi: EMDR

Saat seorang klien menjalani sesi pertamanya, biasanya sesi tersebut dibuka dengan asesmen dan konseling. Untuk…

1 month ago

The Duck Syndrom: Buang Topeng Bebekmu dan Temukan Dirimu Yang Sebenarnya

Bayangkan kamu sedang berada di sebuah acara sosial untuk menjalin hubungan bisnis dan di sekelilingmu…

2 months ago